MABIT DI MUZDALIFAH & MINA

Kategori : Haji, News Article, Berita, Ditulis pada : 02 Juni 2025, 11:30:41

Mabit di Muzdalifah dan Mina merupakan bagian penting dari ibadah haji dan merupakan salah satu wajib haji. Mabit di Muzdalifah dilakukan setelah pelaksanaan wukuf di Arafah, sedangkan mabit di Mina dilakukan setelah bermalam di Muzdalifah dan sunnah di hari Tarwiyah.

Mabit di Muzdalifah dilakukan setelah wukuf di Arafah, jamaah haji dapat beristirahat sejenak di Muzdalifah sampai minimal lewat tengah malam. Setelah shalat Maghrib dan Isya berjamaah (jamak taqdim), jamaah disunnahkan untuk berzikir, berdoa, dan membaca Al-Quran. Jamaah haji juga dapat beristirahat dan mempersiapkan diri untuk lempar jumrah keesokan harinya. Jamaah haji perempuan dan lansia diperbolehkan untuk melanjutkan perjalanan lebih awal ke Mina jika dalam kondisi sakit. Adapun Jamaah haji laki-laki dan wanita yang sehat dapat melanjutkan mabit hingga setelah shalat Subuh.

muzdalifah.jpg

Mabit di Mina dilakukan setelah bermalam di Muzdalifah, jamaah haji tinggal di Mina hingga tanggal 12 Dzulhijjah bagi yang nafar awwal dan tanggal 13 bagi yang nafar tsani. Saat mabit di Mina, jamaah haji melaksanakan ritual lempar jumrah selama 4 hari (Jumrah Aqabah pada 10 Dzulhijjah dan Jumrah Ula, Wustha, dan Sughra pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Setelah mabit di Mina, jamaah haji melaksanakan nafar awwal atau nafar tsani (keberangkatan meninggalkan Mina). Nafar awwal dilakukan pada tanggal 12 Dzulhijjah setelah lempar jumrah, sedangkan nafar tsani dilakukan pada tanggal 13 Dzulhijjah.

Hukum Mabit di Muzdalifah dan Mina adalah wajib haji, jika tidak dilaksanakan maka akan dikenakan dam (denda). Namun, ada beberapa uzur yang dapat menyebabkan jamaah haji tidak perlu mabit di Muzdalifah dan Mina tanpa dikenakan dam, seperti orang sakit, petugas atau pelayan jamaah, atau halangan lainnya.

Jika ada uzur, jamaah haji boleh meninggalkan mabit di Muzdalifah setelah Maghrib dan menuju Mina tanpa dikenakan dam. Mabit juga tidak harus menginap semalam suntuk, tetapi cukup dengan berhenti sejenak atau murur (melewati) di Muzdalifah.

“Jemaah haji yang mampu, sehat dan kuat, wajib mabit atau bermalam di Muzdalifah dan Mina. Meninggalkan mabit secara sengaja tanpa uzur syar’i dikenakan dam atau denda,“Jemaah haji yang udzur syar’i, mendapat rukhshah (keringanan) untuk tidak melakukan mabit di Mina dan tidak dikenai dam,”

lempar-jumrah.jpg

Berdiam dan menghadap kiblat sambil membaca kalimat talbiyah setelah shalat Subuh, berjalan cepat saat melewati lembah Muhassir, mengambil batu kerikil untuk melempar jumrah pada hari raya Idul Adha & hari tasyrik sebanyak 70 buah. Bila tidak melempar jumrah di tanggal 13, maka jumlah kerikil yang dibutuhkan adalah 49 buah

Berdasarkan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam dari Urwah bin Mudhras At Thoiy radhiallahu anhu dan beliau bersamanya dalam shalat Fajar di hari Muzdalifah, dia berkata, ‘Wahai Rasulullah, sungguh aku sangat lelah dan hewanku letih, tidaklah aku dapati sebuah bukit kecuali aku singgah di sana. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

 من شهد صلاتنا هذه ، ووقف معنا حتى ندفع ، وقد وقف قبل ذلك بعرفة ليلاً أو نهاراً ، فقد تم حجه ، وقضى تفثه

“Siapa yang menyaksikan shalat kami ini, dan wukuf (di Muzdalifah) bersama kami hingga berangkat dan sebelumnya wukuf di Arafah baik di malam atau siang hari, maka hajinya sempurna dan telah bersihkan kotorannya.”  HR. Tirmidzi 891, HR. Abu Daud 1950, HR. Nasai 3041, HR. Ibnu Majah 3016.

Dan Nabi shallallahu alihi wa sallam juga melaksanakannya, dan beliau bersabda:

 وقفت هاهنا وجَمْع ـ أي مزدلفة ـ كلها موقف (رواه مسلم)

“Aku wukuf (mabit) di sini dan Muzdalifah seluruhnya adalah tempat wukuf (mabit).”

(HR. Muslim 1218, HR. Abu Daud 1936, HR. At Thohawy 1197)

Pendapat para ulama bahwa mabit (bermalam) di Muzdalifah dan Mina merupakan wajib haji, bukan rukun, juga bukan sunnah.”

#Uhud Tour Travel Haji dan Umroh Terbaik

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id