BOLEHKAH ANAK KECIL IKUT BERIBADAH HAJI & UMROH?

HAJI DAN UMROH, ANAK KECIL JUGA BOLEH.

Haji dan Umroh juga boleh dilakukan oleh anak kecil dan hukumnya sah, tetapi Haji dan Umroh yang dilakukan tidak menggugurkan kewajiban Haji dan Umroh setelah anak masuk masa baligh. Orang tua memiliki tanggung jawab penuh untuk membimbing dan memastikan anak melaksanakan seluruh rukun Haji dan Umrah dengan benar. Tidak ada batasan usia minimal yang ditetapkan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi untuk anak-anak yang ingin melaksanakan Haji dan Umroh.

Meskipun ikut sama orang tua saat pelaksanaan Haji dan Umroh, namun tetap ada ketentuan dan persyaratan khusus bagi anak yang mau melaksanakan Haji dan Umroh. Berikut Syarat dan Ketentuan Umroh untuk Anak Kecil:

1. Pendampingan: Anak-anak harus didampingi oleh orang dewasa yang bertanggung jawab. 
2. Surat Izin: Diperlukan surat izin dari orang tua untuk anak-anak yang belum baligh. 
3. Kesiapan Fisik dan Mental: Orang tua perlu mempertimbangkan kesiapan fisik dan mental anak sebelum melakukan umroh. 
4. Perlengkapan: Siapkan perlengkapan yang dibutuhkan anak, seperti pakaian ganti, obat-obatan, makanan, dan kebutuhan lainnya. 
5. Kesehatan: Pastikan anak dalam kondisi sehat sebelum dan selama perjalanan Haji dan Umroh. 
6. Akomodasi: Pilih hotel yang ramah anak dan dekat dengan Masjidil Haram atau Masjid Nabawi. 
7. Aktivitas: Sediakan waktu untuk aktivitas yang menyenangkan dan sesuai dengan usia anak. 
8. Pentingnya Niat: Berikan pemahaman tentang niat dan tujuan umroh sejak dini. 

Biaya Umroh Anak:

• Diskon: Beberapa travel umroh memberikan diskon untuk anak-anak, terutama yang berusia di bawah 12 tahun. 
• Biaya Sama: Anak-anak di atas usia 12 tahun biasanya dikenakan biaya yang sama dengan orang dewasa. 
• Komponen Biaya: Biaya umroh anak meliputi tiket pesawat, akomodasi, visa, dan biaya lainnya. 

Hal yang Perlu Diperhatikan:

• Pilih Travel Umroh Terpercaya: Pastikan travel umroh yang dipilih memiliki pengalaman dalam menangani jamaah anak-anak. 
• Persiapan Matang: Lakukan persiapan yang matang sebelum keberangkatan, termasuk pengurusan dokumen dan perlengkapan. 
• Jaga Kesehatan: Jaga kesehatan anak selama di Tanah Suci Mekah dengan memastikan anak cukup istirahat, makan makanan bergizi, dan minum yang cukup. 
• Manajemen Waktu: Atur jadwal kegiatan agar tidak terlalu padat dan melelahkan bagi anak. 
• Kenyamanan Anak: Prioritaskan kenyamanan anak selama perjalanan, seperti memilih akomodasi yang nyaman dan dekat dengan masjid

Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam bersabda :

وَعَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا; { أَنَّ اَلنَّبِيَّ ( لَقِيَ رَكْبًا بِالرَّوْحَاءِ فَقَالَ: ” مَنِ اَلْقَوْمُ? ” قَالُوا: اَلْمُسْلِمُونَ. فَقَالُوا: مَنْ أَنْتَ? قَالَ: ” رَسُولُ اَللَّهِ ( ” فَرَفَعَتْ إِلَيْهِ اِمْرَأَةٌ صَبِيًّا. فَقَالَتْ: أَلِهَذَا حَجٌّ? قَالَ: ” نَعَمْ: وَلَكِ أَجْرٌ ” } رَوَاهُ مُسْلِمٌ  .

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertemu dengan suatu kafilah di Rauha’, lalu beliau bertanya, “Siapa rombongan ini?” Mereka berkata, “Siapa engkau?” Beliau menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Kemudian seorang perempuan mengangkat seorang anak kecil seraya bertanya, “Apakah yang ini boleh berhaji?” Beliau bersabda, “Ya boleh, untukmu pahala.” (Diriwayatkan oleh Muslim-HR. Muslim, no. 1336)

Sahnya haji anak kecil, walaupun belum tamyiz. Syaikh Dr. Muhammad Musthafa Az-Zuhaily berkata, “Jumhur ulama berpendapat bahwa haji anak kecil itu sah dan diberi pahala. Namun, belum dianggap sebagai hajjatul Islam (haji yang wajib, haji yang merupakan rukun islam), hanya dihukumi sebagai haji tathawwu’ (sunnah).” (Fiqh Bulugh Al-Maram li Bayaan Al-Ahkaam Asy-Syar’iyyah.  2:571).

Apakah haji anak kecil sudah mengganti kewajiban haji dalam Islam? Ada dua pendapat ulama dalam hal ini. Menurut jumhur ulama, haji yang dilakukan anak kecil tidaklah menggantikan haji wajib dalam Islam. Pendapat yang lain mengatakan bahwa sudah menggantikan haji wajib dalam Islam.

Pendapat yang terkuat dalam masalah ini adalah perkataan Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, “Siapa saja anak kecil yang berhaji, lalu ketika ia baligh, maka ia tetap memiliki kewajiban berhaji yang lain. Budak mana saja yang berhaji kemudian merdeka, maka ia tetap memiliki kewajiban berhaji yang lain.”